Warganet Berbelasungkawa, Tagar Pray For Kanjuruhan Menggema

Tanda pagar (Tagar) Pray For Kanjuruhan masih menguasai percakapan di media sosial Twitter. Tagar itu dibuat merespon tragedi meninggalnya sekitar 120-an orang dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang dalam gelaran Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10).
Hingga berita ini diturunkan sudah ada 147 ribu cuitan yang menggunakan tagar terbilang. Rata-rata warganet menggunakan tagar itu untuk menyatakan belasungkawa mereka.
"Ayah, ini dimana ayah ?"
"Ini tribun baru kita nak, lebih indah dari Kanjuruhan tadi, perihnya gas air mata sudah tak terasa, sesaknya dada kita pun sudah tak ada, maafkan ayahmu nak bawa kamu kesini, kita tunggu ibumu disini yaa" tulis akun @GojekOnly.
"Ayah, ini dimana ayah ?""Ini tribun aktual kita nak, lebih indah dari Kanjuruhan tadi, perihnya gas air mata sudah tak terasa, sesaknya dada kita pun sudah tak ada, maafkan ayahmu nak bawa kamu kesini, kita tunggu ibumu disini yaa"#PrayForKanjuruhan#ripsepakbolaindonesia???? pic.twitter.com/iIgkObzss4
"Innalillahi pray for today's accident There's no football match is worth human life. It's just a game, its okay to be win or lost, but big no for death," tulis akun @damidamdamdam.
Innalillahi ???????? pray for today’s accident ???? There’s no football match is worth human life. It’s just a game, its okay to be win or lost, but big no for death. #PrayForKanjuruhan ???? pic.twitter.com/j1rPczHnTW
"We are brothers, we are one, we are Indonesia," tulis akun @batiplok.
We are brothers,we are one,we are Indonesia #PrayForKanjuruhan pic.twitter.com/sXpahylTnj
Selain untuk menyatakan gelebahcita, warganet terus menggunakan tagar itu untuk menyatakan keheranan mereka terhadap penggunaan gas air mata oleh pihak kepolisian.
"Hasil jual sawah dan pendidikan 5 bulan. SOP?" tulis akun @Padaherang_ID.
Hasil jual sawah demi pendidikan 5 bulan.SOP?#PrayForKanjuruhan#ripsepakbolaindonesia pic.twitter.com/kVBTODLj6W
"STOP TEAR GAS AT THE STADIUM!!!" tulis akun rzk6x
STOP TEAR GAS AT THE STADIUM!!!#PrayForKanjuruhan #ACAB pic.twitter.com/xuRlsHvzzP
Seperti diketahui, terjadi kerusuhan usai pertandingan Arema vs Persebaya yang berkesudahan dengan skor 2-3 untuk Persebaya. Beragam versi menbuntala terkait kronologi kerusuhan yang menewaskan sekitar 126 orang meninggal dunia.
Aremania Korwil Bantur The Black Lion, Slamet Sanjoko akan Kabupaten Malang, Minggu (2/10), mengatakan, awalnya laga berjalan konKotakif. Awalnya, ada dua orang akan mau berfoto sesudah pertandingan bersama pemain Arema FC. Kami sudah menyampaikan ke petugas menjumpai tidak memberikan izin," kata Slamet Sanjoko dikutip mengenai Antara.
Namun, karena dua orang suporter Aremania tercatat terus memaksa akan diperbolehkan menganut dalam area lapangan, akhirnya dua orang itu diizinkan menganut ke lapangan.
Kedua suporter itu ternyata mengradai para pemain Arema yang masih ada demi lapangan. Dua anggota itu, yang bakal berfoto ternyata mereka mendekat ke pemain Arema FC. Kemudian terjadi bentrokan, pemicunya ada demi situ," ujar Sanjoko.
Setelah terjadi aksi dari dua orang suporter terbilang, langsung memicu pendukung lainnya untuk memasuki area lapangan. Kemudian, pihak keamanan menggunakan gas air mata untuk mengembalikan suporter ke tribun.
Akan tetapi, sebagian tembakan justru diarahkan ke tribun penonton. Saat itu, lampu Stadion Kanjuruhan agak sudah dimatikan oleh petugas walaupun kondisi tribune masih penuh penonton.
"Kalau yang meruyup ke lapangan mungkin masih bisa kami terima karena mereka memang melanggar batas area. Tetapi kenapa yang di tribune salah apa, tapi ditembak gas air mata," ujarnya.
[Gambas:Video CNN]